Ekonomi Tumbuh Positif, Pemerintah Optimis Target Tercapai: Berita Kami

Ekonomi Tumbuh Positif – Kami membuka laporan ini dengan ringkasan yang jelas: perekonomian nasional menunjukkan daya tahan. Data Q3-2024 dan Q3-2025 memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten, sehingga kami melihat posisi kebijakan kini lebih kuat.
Kami merangkum capaian utama seperti angka 4,95% pada Q3-2024 dan 5,04% pada Q3-2025. Indikator riil seperti PMI manufaktur di level 51,2 dan Indeks Keyakinan Konsumen juga menegaskan suasana percaya pelaku usaha dan rumah tangga.
Kami menyorot momentum yang sudah terbentuk dan dukungan kebijakan fiskal serta program akhir tahun yang memperkuat permintaan domestik. Pernyataan dari menko airlangga memberi arah yang jelas bagi kelanjutan kebijakan Ekonomi Tumbuh Positif,.
Dalam bagian berikut, kami akan mengupas detail sektoral, regional, dan implikasi bagi pasar tenaga kerja. Ini adalah pengantar ringkas agar pembaca siap menyelami berita dan analisis kami.
Gambaran Umum: Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tetap Solid di Tengah Ketidakpastian Global
Kami melihat data makro yang memberi sinyal stabil meski tekanan global masih terasa. Volatilitas harga komoditas, suku bunga tinggi, dan gangguan rantai pasok menjadi latar yang berat pada 2025.
Headline angka
Angka utama menunjukkan pertumbuhan 4,95% yoy pada triwulan III-2024 dan 5,04% yoy pada triwulan III-2025. Capaian dua kuartal di atas 4,9% menegaskan daya tahan fundamental negara.
Fondasi makro dan indikator
PMI manufaktur berada di level 51,2 dan IKK masih di zona yang mendukung aktivitas. Hal ini menandakan permintaan domestik dan konsumsi yang kuat sebagai penopang utama.
- Konteks global menantang memperkaya pembacaan terhadap capaian domestik.
- Indikator pada level ekspansif membantu kami dalam merumuskan langkah menjaga momentum.
- Konsumsi rumah tangga tetap menjadi jangkar dalam struktur PDB.
Untuk konteks lebih luas terkait kondisi regional dan kebijakan, lihat analisis lengkap tentang kondisi ekonomi Indonesia.
Ekonomi Tumbuh Positif, Pemerintah Optimis Target Tercapai
Kami menilai pernyataan pejabat kunci sebagai penentu arah kebijakan fiskal dan moneter saat ini. Pernyataan itu memberi konteks atas data Q3-2025 yang menunjukkan 5,04% yoy dan dasar proyeksi ke depan.
Pernyataan Menko Airlangga Hartarto: optimisme 5,2% di 2025
Kami mencatat bahwa menko airlangga, Airlangga Hartarto, menegaskan proyeksi 5,2% untuk 2025. Angka Q3 menjadi landasan yang membuat pemerintah optimis proyeksi tersebut berada dalam jangkauan.
Penegasan Menkeu Purbaya: sinergi APBN, moneter, dan sektor keuangan
Kita juga menggarisbawahi penekanan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. Ia menyatakan bahwa sinergi APBN dengan kebijakan moneter dan sektor keuangan memperkuat transmisi kebijakan.
- Penempatan kas negara Rp200 triliun untuk menjaga likuiditas dan mendukung pasar.
- Debottlenecking nonfiskal mempercepat realisasi investasi dan implementasi program strategis.
- Sumber pertumbuhan utama datang dari konsumsi rumah tangga, didukung PMI di atas 51 dan IKK sekitar 115 Ekonomi Tumbuh Positif.
Kami percaya koordinasi antar-otoritas, termasuk peran menteri koordinator dan koordinator bidang perekonomian, memperkuat efek kebijakan ke sektor riil. Langkah ini dimaksudkan menjaga daya dorong konsumsi sekaligus mempercepat investasi sebagai mesin ganda pertumbuhan.
Penggerak Utama: Konsumsi Rumah Tangga dan Belanja Pemerintah Menjaga Daya Beli
Perilaku belanja masyarakat menunjukkan peran sentral dalam menjaga stabilitas permintaan agregat. Kami mencatat bahwa konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89% yoy dan menyumbang 53,14% terhadap PDB Ekonomi Tumbuh Positif.
Daya beli masyarakat: angka dan kontribusi
Daya beli tetap kuat karena pengeluaran rumah tangga menjadi motor utama. Kontribusi lebih dari separuh PDB merefleksikan capaian penting dalam struktur permintaan.
Kategori pendorong: transportasi, komunikasi, restoran, dan hotel
Pengeluaran untuk transportasi dan komunikasi naik 6,41%. Sementara restoran dan hotel tumbuh 6,3% seiring mobilitas dan wisatawan nusantara meningkat 21,8% Ekonomi Tumbuh Positif.
Belanja publik dan percepatan belanja produktif
Konsumsi pemerintah naik 5,49%, dengan Belanja Barang melesat 19,3% dan Belanja Pegawai 9,0%. Percepatan ini memperkuat daya beli masyarakat melalui injeksi permintaan agregat Ekonomi Tumbuh Positif.
- Konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor yang memperluas basis permintaan.
- Pola belanja sektor jasa menunjukkan pemulihan merata ke berbagai lapisan masyarakat.
- Belanja yang diprioritaskan pada barang dan layanan produktif meningkatkan efek pengganda ke UMKM.
- Pengelolaan subsidi dan dukungan fiskal yang tepat sasaran penting untuk menjaga stabilitas beli.
Kami menilai bahwa konsistensi pelaksanaan program yang berpihak pada penguatan daya beli adalah kunci untuk mempertahankan tren pertumbuhan jangka menengah Ekonomi Tumbuh Positif.
Investasi Resilien: PMTB Menguat, Peran Danantara dan Proyek Strategis

Aliran modal ke aset tetap mulai membaik, mencerminkan kepercayaan pelaku usaha terhadap prospek jangka menengah.
Kami mencatat PMTB tumbuh 5,04% yoy. Lonjakan ini didorong oleh investasi mesin yang naik 17% dan bangunan yang naik 3,02%.
PMTB 5,04% yoy: bangunan, mesin, dan modernisasi industri
Peningkatan mesin menunjukkan modernisasi kapasitas produksi. Hal ini mengangkat produktivitas dan mendukung ekspor bernilai tambah.
- Kita menegaskan bahwa angka PMTB merefleksikan kepercayaan pelaku usaha terhadap prospek pertumbuhan Ekonomi Tumbuh Positif.
- Investasi mesin 17% menandai pergeseran ke peralatan lebih efisien dan terotomasi.
- Peningkatan investasi bangunan memperkuat infrastruktur jangka panjang dan konektivitas antar wilayah.
Infrastruktur prioritas: dapur MBG, Sekolah Rakyat, perumahan rakyat
Danantara mulai beroperasi sebagai katalis pembiayaan swasta. Skema ini memperbesar kapasitas pendanaan untuk proyek bernilai triliun rupiah.
Proyek seperti dapur Program Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, dan perumahan rakyat mempercepat realisasi fisik. Selain memberi manfaat sosial, proyek itu juga menyerap tenaga kerja konstruksi.
Kami menilai koordinasi lintas lembaga di bidang perekonomian mempercepat persetujuan dan meningkatkan kualitas belanja modal. Ini penting agar program berjalan efektif dan mendukung target pertumbuhan ekonomi Ekonomi Tumbuh Positif.
Ekspor Kuat dan Hilirisasi Mengakselerasi Daya Saing
Kinerja dagang luar negeri tahun lalu memberi sinyal pergeseran ke ekspor bernilai tambah. Kita melihat kenaikan riil ekspor 9,91% yoy yang memperkuat posisi perdagangan Ekonomi Tumbuh Positif.
Ekspor barang naik 10,16%, terutama dari lemak dan minyak nabati, besi-baja, serta mesin dan peralatan listrik. Ekspor jasa juga tumbuh 7,62%, dipacu lonjakan wisatawan mancanegara sebesar 21,8%.
Hilirisasi nikel menjadi contoh paling nyata. Nilai ekspor nikel mencapai USD33,52 miliar pada 2023, naik 745% dari 2017. Ini mengubah struktur industri dan meningkatkan nilai tambah produk domestik Ekonomi Tumbuh Positif.
Kawasan Ekonomi Khusus berperan besar sebagai katalis. Pada 2024, KEK menghimpun investasi Rp82,6 triliun dan menyerap 42.930 tenaga kerja. Kumulatif 2012–2024 mencapai Rp256,7 triliun, 156.208 pekerja, dan 394 pelaku usaha.
- Kita menegaskan ekspor barang dan jasa sebagai motor penting yang mendorong pertumbuhan.
- Diversifikasi produk mengurangi ketergantungan komoditas mentah dan memperbaiki neraca.
- Penguatan logistik dan kebijakan hilirisasi akan mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi indonesia berbasis ekspor bernilai tambah Ekonomi Tumbuh Positif.
Stimulus dan Program Pemerintah: Menjaga Momentum Pertumbuhan dan Daya Beli

Kita mencatat pada triwulan IV-2025 ada paket stimulus total Rp34,2 triliun dan delapan program akselerasi senilai Rp15,7 triliun. Langkah ini dirancang untuk menjaga momentum konsumsi dan likuiditas usaha.
Paket stimulus dan bantuan langsung
Bantuan akhir 2024 meliputi beras 10 kg per bulan untuk 16 juta KPM dan diskon listrik 50% selama dua bulan. Ada juga PPN DTP untuk properti dan otomotif serta insentif PPh 21 bagi sektor padat karya Ekonomi Tumbuh Positif.
Efek program akhir tahun
Transaksi digital tercatat melonjak: Harbolnas Rp31,2 triliun, BINA Rp25,4 triliun, dan EPIC Sale Rp14,9 triliun. Lonjakan ini memperluas pasar bagi UMKM dan memperkuat daya beli masyarakat.
| Program | Nilai (triliun) | Fokus | Manfaat |
|---|---|---|---|
| Stimulus fiskal | 34,2 | Konsumsi & UMKM | Meningkatkan beli masyarakat |
| Akselerasi regulasi | 15,7 | Debottlenecking | Percepat investasi |
| Penempatan kas | 200,0 | Likuiditas | Menjaga transmisi kredit |
Kita menilai bahwa bauran kebijakan fiskal dan nonfiskal, termasuk penempatan kas negara Rp200 triliun, berperan penting menjaga momentum dan stabilitas harga. Konsistensi eksekusi menjadi kunci agar manfaat dirasakan oleh rumah dan pelaku usaha Ekonomi Tumbuh Positif.
Lapangan Kerja dan Kesejahteraan: Dampak Pertumbuhan ke Tenaga Kerja
Data tenaga kerja 2025 menunjukkan ada pergeseran nyata dalam serapan pekerjaan di berbagai sektor Ekonomi Tumbuh Positif.
Penyerapan kerja 2025: 1,9 juta pekerjaan baru, TPT turun ke 4,85%
Kita mencatat penciptaan 1,9 juta lapangan kerja sepanjang 2025. Jumlah pengangguran menurun menjadi 7,46 juta orang dan TPT turun ke 4,85% dari 4,91% pada Agustus 2024.
Kenaikan serapan terjadi di beberapa sektor utama. Pertanian menyerap 0,49 juta, manufaktur 0,30 juta, dan perdagangan 0,12 juta.
| Sektor | Penyerapan (juta) | Peran |
|---|---|---|
| Pertanian | 0,49 | Menyerap tenaga kerja di desa dan wilayah agraris |
| Manufaktur | 0,30 | Menambah pekerjaan di pabrik dan industri pengolahan |
| Perdagangan | 0,12 | Mendukung usaha mikro dan ritel |
Kita menilai bahwa paket stimulus dan program akhir tahun memperkuat permintaan sehingga pelaku usaha berani menambah rekrutmen. Selain kuantitas, peningkatan kualitas kerja dan keterampilan menjadi agenda penting agar produktivitas naik seiring pembukaan kerja baru Ekonomi Tumbuh Positif.
Ketika lebih banyak masyarakat terserap, efek sosial-ekonomi langsung terasa melalui kenaikan pendapatan rumah tangga dan daya beli. Untuk rujukan lebih lanjut tentang capaian penyerapan ini, lihat laporan penyerapan kerja.
Potret Sektoral: Manufaktur, Konstruksi, Pertanian, dan Jasa Ekspansif
Kinerja sektoral terbaru menampilkan pola penguatan industri pengolahan dan jasa digital. Kami melihat capaian ini sebagai cermin perubahan struktur produksi dan permintaan domestik.
Industri pengolahan menunjukkan dinamika kuat. Makanan dan minuman naik 6,49%, logam dasar melonjak 18,62%, dan kimia-farmasi 11,65%. Angka ini sejalan dengan PMI di 51,2.
- Konstruksi tumbuh 4,21% berkat percepatan proyek strategis nasional (PSN) yang menambah kapasitas jangka panjang.
- Pertanian naik 4,93%, didorong oleh perkebunan; pertambangan melemah -1,98% karena turunannya ekspor batu bara.
- Perdagangan tumbuh 5,49% dan akomodasi-makan minum mencapai 8,41% sejalan kembalinya mobilitas.
- Informasi & Komunikasi meningkat 9,65%, memicu peningkatan layanan digital dan transaksi online.
Kami mengaitkan performa sektor ini dengan konsumsi rumah tangga yang menghidupkan pasar produk lokal. Pada saat sama, beberapa subsektor tetap sensitif terhadap fluktuasi harga dan permintaan ekspor.
Perkembangan Regional: Pertumbuhan Merata, Sulawesi Memimpin
Peta pertumbuhan memperlihatkan Sulawesi unggul dengan 5,84% berkat hilirisasi mineral dan investasi pengolahan. Secara keseluruhan, angka ini memperkuat posisi ekonomi indonesia pada skala regional.
Jawa tetap menjadi poros manufaktur dan jasa dengan 5,17% yang melayani pasar domestik dan ekspor. Sumatera (4,90%) dan Kalimantan (4,70%) masih mengandalkan sumber daya dan peran logistik.
Bali dan Nusa Tenggara naik 4,71% karena pemulihan pariwisata yang menyokong akomodasi, transportasi, dan ekonomi kreatif. Maluku dan Papua mencatat pertumbuhan moderat 2,68% dan perlu percepatan infrastruktur dasar Ekonomi Tumbuh Positif.
- Kami menilai bahwa distribusi kinerja antardaerah makin merata.
- Keterkaitan antarwilayah dan rantai pasok memperkecil kesenjangan.
- Peran pemerintah daerah penting untuk sinkronisasi program agar manfaat inklusif.
| Wilayah | Pertumbuhan (%) | Penggerak Utama | Catatan |
|---|---|---|---|
| Sulawesi | 5,84 | Hilirisasi mineral & investasi | Peluang ekspor bernilai tambah |
| Jawa | 5,17 | Manufaktur & jasa | Kontribusi besar terhadap PDB |
| Sumatera | 4,90 | Sumber daya & logistik | Perlu diversifikasi |
| Bali & Nusa Tenggara | 4,71 | Pariwisata | Pemulihan menguntungkan sektor kreatif |
| Maluku & Papua | 2,68 | Ekonomi primer | Butuh konektivitas dan infrastruktur |
Kami simpulkan bahwa penguatan jaringan antardaerah dan dukungan kebijakan nasional akan memperkuat ketahanan setiap sektor di negara ini Ekonomi Tumbuh Positif.
Target dan Arah ke Depan: 5,2% 2025 hingga Ambisi 8% dan Indonesia Emas 2045
Sinergi antara pusat, daerah, dan dunia usaha menjadi titik tumpu dalam mewujudkan target pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami memetakan langkah konkret untuk melewati fase 5,2% pada 2025 dan bergerak menuju ambisi 8% sampai 2045.
Roadmap: ICOR, investasi, dan ekspor bernilai tambah
Kami menekankan perbaikan ICOR sebagai kunci peningkatan efisiensi investasi. Reformasi regulasi dan percepatan eksekusi proyek akan menurunkan rasio ini.
- Kenaikan investasi melalui Danantara untuk memperluas pembiayaan swasta dan kapasitas produksi.
- Penguatan hilirisasi agar ekspor bernilai tambah mampu menstabilkan neraca dan mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia.
- Kelanjutan pembiayaan produktif, termasuk KUR Rp282,44 triliun bagi 4,95 juta debitur, memperkuat akses modal UMKM Ekonomi Tumbuh Positif.
Sinergi pusat-daerah-dunia usaha: P2SP, Danantara, dan BRICS
Satgas P2SP menyinkronkan proyek strategis lintas instansi dan mempercepat penyerapan kerja. Peran menko airlangga dan koordinator bidang perekonomian penting dalam harmonisasi ini.
- Danantara sebagai pengungkit pembiayaan untuk proyek skala besar.
- Keanggotaan BRICS membuka akses pasar, pembiayaan, dan kerja sama teknologi baru.
- Penerapan 17 program prioritas memperkuat landasan bagi peningkatan investasi dan penyerapan tenaga kerja.
Kita menutup dengan catatan bahwa sinergi, kepastian regulasi, dan konsistensi kebijakan menjadi prasyarat agar target pertumbuhan tercapai dan visi jangka panjang dapat diwujudkan.
Kesimpulan
Ringkasan akhir ini merangkum implikasi utama dari data dan kebijakan yang telah kita paparkan. Angka 4,95% yoy (Q3-2024) dan 5,04% yoy (Q3-2025) serta PMTB 5,04% mendukung gambaran pertumbuhan yang berkelanjutan di bidang makro. Data ekspor riil 9,91% dan konsumsi rumah 4,89% (kontribusi 53,14% PDB) menguatkan posisi ekonomi nasional.
Kita menilai bahwa paket stimulus dan program yang terarah, termasuk upaya hilirisasi dan peran KEK, memperbesar ruang bagi investasi dan penyerapan kerja. Penyerapan 1,9 juta pekerjaan dan TPT 4,85% menunjukkan dampak nyata bagi kesejahteraan Ekonomi Tumbuh Positif.
Kami mendorong pengawasan pelaksanaan agar perekonomian airlangga dan langkah lain terus memberi kejelasan. Sebagai sumber berita untuk pengambilan keputusan, kami akan terus memantau capaian dan perkembangan menuju target pertumbuhan Ekonomi Tumbuh Positif.






